Jumat, 23 September 2016

QUIZ III Pemetaan Sumberdaya Kelautan

Nama : Dianty Siallagan
NPM : E1I014026
Mata Kuliah : Pemetaan Sumberdaya Kelautan
Dosen Pengampu : Yar Johan, S.Pi, M.Si
Prodi : Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu

  1. Skala adalah perbandingan antar kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang berbeda. Dalam statistika, secara umum terdapat 4 jenis skala yakni skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya.
  2. Jenis-jenis skala yaitu:
    • Skala angka. Contohnya : 1 : 500.000, dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di lapangan.
    • Skala garis. Contohnya 0_2_4_6_8_10 km dan 0_1_2_3_4_5 cm dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 2 km di lapangan. Penyebut kilometer yang terakhir (10 km) dibagi penyebut centimeter yang terakhir (5 km). Jadi, 10 : 5 = 2 km.
    • Skala verbal. Contohnya: 1 inchi = 5 mil. Skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa.
  3. Dik : Skala pada peta = 1 : 50.000
    Jarak antara Pulau Baai dengan Pulau Tikus pada peta sebesar 2,4 cm
    Dit : Jarak sebenarnya antara Pulau Baai dengan Pulau Tikus?
    Jawab :
    Jarak sebenarnya = Jarak pada peta x skala
    2,4 cm x 50.000 cm = 130.000 cm = 1,3 km.
    Jadi,
    jarak sebenarnya antara Pulau Baai dengan Pulau Tikus adalah sebesar 1,3 km.

Referensihttps://id.wikipedia.org/wiki/Skala_(statistik) 
http://fastrans22.blogspot.co.id/2013/05/skala-pengertian-jenis-skala-peta-dan.html

QUIZ III Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu

Nama : Dianty Siallagan
NPM : E1I014026
Mata Kuliah : Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu
Dosen Pengampu : Yar Johan, S.Pi, M.Si
Prodi : Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu


  1. Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu. Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota. Wilayah pesisir diartikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sendimentasi dan mengalirnya air tawar kelaut serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
  2. Perencanaan  wilayah pesisir terpadu adalah proses yang dinamis yang berjalan secara terus menerus, dalam membuat keputusan-keputusan tentang pemanfaatan, pembangunan dan perlindungan wilayah dan sumberdaya pesisir dan lautan. Bagian penting dalam pengelolaan terpadu adalah perancangan proses kelembagaan untuk mencapai harmonisasi dalam cara yang dapat diterima secara politis (Sain dan Krecth).

    Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT) adalah suatu proses pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan jasa lingkungan yang mengintegrasikan antara kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, perencanaan horizontal dan vertikal, ekosistem darat dan laut, sains dan manajemen sehingga pengelolaan sumberdaya tersebut berkelanjutan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. 
    Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital (capital maintenance), dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis mengandung arti, bahwa kegiatan dimaksud harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati (biodiversity), sehingga diharapkan pemanfaatan sumberdaya dapat berkelanjutan. Sementara itu, berkelanjutan secara sosial politik mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat (dekratisasi), identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan (Wiyana, 2004).

Referensi
Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001, https://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 22.09 WIB.
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-definisi-wilayah-pesisir.html. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 22.12 WIB
Wiyana, 2004, http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=153:ekosistem. Diakses pada tanggal 23 September 2016 pukul 22.26 WIB.
http://hukum.unsrat.ac.id/men/kepmen_laut_10_02.htm

Kamis, 15 September 2016

QUIZ II Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu

Nama : Dianty Siallagan
NPM : E1I014026
Mata Kuliah : Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu
Dosen Pengampu : Yar Johan, S.Pi, M.Si
Prodi : Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu

  1. Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu. Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota. Wilayah pesisir diartikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sendimentasi dan mengalirnya air tawar kelaut serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.

Referensi
Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001, https://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 22.09 WIB.
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-definisi-wilayah-pesisir.html. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 22.12 WIB.

QUIZ II Pemetaan Sumberdaya Kelautan

Nama : Dianty Siallagan
NPM : E1I014026
Mata Kuliah : Pemetaan Sumberdaya Kelautan
Dosen Pengampu : Yar Johan, S.Pi, M.Si
Prodi : Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu
  1. Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat (Soekidjo, 1994). Pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan data, dilanjutkan dengan pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi dan Liesnoor, 2001). Pemetaan merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu secara meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan dengan penggunaan skala peta.
  2. Fungsi dari pemetaan  adalah:
  • Memberikan data dan informasi yang akurat. Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif.
  • Adanya alat (tools). Tahap ini juga termasuk bagaimana metode kerjanya, analisis data, upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai.
  • Mengkomunikasikan peta (publikasi). Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya dilapangan (real world).
Referensi
Juhadi dan Liesnoor, 2001, http://eprints.ung.ac.id/5124/5/2012-1-57201-531408018-bab2-14082012065336.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 21.19 WIB.
Soekidjo, 1994, http://eprints.ung.ac.id/5124/5/2012-1-57201-531408018-bab2-14082012065336.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 21.55 WIB.

Selasa, 13 September 2016

MAKALAH KELOMPOK 8 "DASAR-DASAR HIDRODINAMIKA"



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG
            Kata hidrodinamika pertama dikenalkan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1783 untuk mengenalkan dua macam ilmu hidrostatik dan hidraulik. Beliau mengeluarkan teori yang terkenal dengan nama teori Bernoulli. Euler pada tahun 1707-1783 menghasilkan persamaan gerak fluida ideal dan mengembangkan teori matematisnya dan dilanjutkan oleh Lagrange pada tahun 1736-1813. Navier pada tahun 1785-1836 menyatakan penemuan tentang persamaan gerak untuk fluida berviskositas berdasarkan interkasi molekul. Stokes pada tahun 1819-1903 juga menemukan persamaan gerak untuk fluida berviskositas, beliau terkenal dengan penemuan teori modern hidrodinamika. Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Ada fluida yang tak mengalir dan ada fluida yang mengalir. Ilmu yang mempelajari fluida yang tak mengalir disebut hidrostatika dan ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir disebut hidrodinamika. Penerapan hidrodinamika berpengaruh penting dalam dunia kesehatan.
            Planet bumi yang kita huni ini lebih merupakan planet air, karena sebagian besar yaitu 70,8% dari luas muka bumi merupakan laut dan 29,2% merupakan daratan. Dari 510 juta km2 luas muka bumi, 361 juta km2 merupakan laut dan daratan hanya 149 juta km2. Cuaca dan iklim yang memungkinkan kita hidup di planet ini dalam banyak hal sangat ditentukan oleh perkembangan kondisi di laut dan udara di atasnya. Berbeda dengan daratan, seluruh laut di bumi ini merupakan medium yang bergerak dinamis dan saling berkaitan satu dengan lainnya hingga merupakan satu kesatuan yang sinambung.
            Pantai adalah suatu zona yang dinamik karena merupakan zona persinggungan dan interaksi antar lautan, daratan dan udara. Zona pantai senantiasa memiliki proses penyesuaian yang terus-menerus menuju keseimbangan alami terhadap dampak dari pengaruh eksternal dan internal, baik yang bersifat alami maupun non-alami. Faktor alami seperti gelombang, arus, aksi angin, input dari  sungai, kondisi tumbuhan pantai serta aktivitas tektonik maupun vulkanik. Faktor non-alami seperti kegiatan campur tangan manusia/buatan seperti pemanfaatan kawasan pantai sebagai suatu kawasan seperti perikanan, industri, pelabuhan, pariwisata, pertanian/kehutanan, pertambangan dan pemukiman. Pola hidrodinamika pantai terutama gelombang dan arus bergantung pada bentuk dan karakteristik pantai. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian rupa sehingga mampu mereduksi energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan respon dinamis alami pantai terhadap laut.
            Hidrodinamika (hidro = cairan; dinamik = gerakan, berarti hidrodinamika adalah gerakan cairan) adalah suatu studi tentang mekanika fluida yang secara teoritis berdasarkan konsep massa elemen fluida atau ilmu yang berhubungan dengan liquid dalam skala makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari partikel-partikel fluida. Lebih penting lagi bidang ini merupakan aplikasi matematik bukan fisika. Karena berhubungan dengan perlakuan matematik dari persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton. Jadi objek yang dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton.
            Hidrolika dan oseanografi memerlukan ilmu hidrodinamika sebagai dasarnya. Ada perbedaan antara hidrodinamika dan hidrolika, pada hidrodinamika, yang diutamakan adalah penerapan matematis, sedangkan pada hidrolika yang diutamakan adalah pengamatan empiris. Setiap fenomena fisis,  atau disebut juga konsep fisis dari hidrodinamika disampaikan dalam penerapan matematika. Materi teoritikal hidrodinamika berdasar pada massa dasar fluida yang berukuran makroskopis, yaitu partikel fluida. Mempelajari hidrodinamika bertujuan agar bisa menganalisa dan menjelaskan mengapa suatu fenomena bisa terbentuk. Untuk bisa mencapai tahap ini dibutuhkan dasar-dasar yang sangat kuat. Dengan demikian, makalah Oseanografi mengenai “Dasar-Dasar Oseanografi” ini kami buat agar agar bisa menganalisa dan menjelaskan mengapa suatu fenomena bisa terbentuk Hidrodinamika memberikan kemampuan atau pemahaman lebih untuk menganalisa fenomena yang kompleks dari fluida.

1.2     TUJUAN
1.         Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti konsep-konsep hidrodinamika
2.         Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti gerakan elemen fluida
3.         Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti prinsip-prinsip dari gaya inersia
4.         Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti stream dan potensial function

1.3     RUMUSAN MASALAH
1.         Apa yang dimaksud dengan oseanografi?
2.         Apa yang dimaksud dengan hidrodinamika?
3.         Apa yang dimaksud dengan konsep-konsep hidrodinamika?
4.         Apa yang dimaksud dengan gerakan elemen fluida?
5.         Apa yang dimaksud dengan gaya inersia?
6.         Apa yang dimaksud dengan stream dan pontensial function?
BAB II
ISI

2.1     PENGERTIAN OSEANOGRAFI
      Oseanografi (berasal dari kata Ocean = Laut; Graphy= Deskripsi) adalah ilmu yang mempelajari tentang laut dan habitatnya untuk mengetahui proses dan fenomena  yang terjadi didalamnya. Oseanografi merupakan ilmu terapan dari ilmu dasar. Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans (1985) mengemukakan bahwa oseanografi dibagi menjadi empat cabang ilmu, yaitu :
1.         Fisika Oseanografi : ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat       fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan             dengan atmosfer dan daratan termasuk kejadian-kejadian seperti terjadinya        tenaga pembangkit pasang dan gelonmbang, iklim dan sistem arus yang      terdapat di lautan.
2.         Geologi Oseanografi: ilmu geologi penting artinya bagi kita dalam   mempelajari asal terbentuknya lautan, termasuk di dalamnya penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi.
3.         Kimia Oseanografi :ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia       yang terjadi di dalam dan di dasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat dari       air laut itu sendiri.
4.         Biologi Oseanografi :cabang ilmu oseanografi yang sering dinamakan         Biologi Laut yang mempelajari semua organisma yang hidup di lautan           termasuk binatang-binatang yang berukuran sangat kecil (plankton)             sampai yang berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan air laut.

2.2     PENGERTIAN HIDRODINAMIKA
            Hidrodinamika terdiri dari kata hidros = air dan dinamica = gerakan, berarti pengertian hidrodinamika dalam arti sempit adalah gerakan/pergerakan air. Ada pendapat dari seorang insinyur bernama Alizar (2013) yang menyatakan bahwa hidrostatiska adalah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak bergerak dan hidrodinamika adalah perihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut Aerodinamika. Studi hidrodinamika merupakan bagian ilmu mekanika fluida yang berhubugan dengan cairan yang bergerak dan tenaga yang menggerakkannya (Nurhanjati, 2011). Menurut Stewart, 2006 dalam Darmiati, 2013 bahwa definisi dari hidrodinamika itu sendiri adalah studi ilmiah tentang gerak fluida, khususnya zat cair incompressible yang dipengaruhi oleh gaya internal dan eksternal. Dalam hidrodinamika laut gaya-gaya yang terpenting adalah gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya.
            Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup analisis ilmu ini adalah pada gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari partikel-partikel fluida. Karena berhubungan dengan perlakuan fisis dari persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton. Jadi,
objek yang dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton. Studi Hidrodinamika dibagi menjadi dua, yaitu: 1.) perumusan dari persamaan diferensial untuk menentukan kecepatan fluida; dan 2.) aneka metode matematika yang digunakan untuk dasar-dasar persamaan diferensial.
            Hidrodinamika adalah cabang dari mekanika fluida. Dalam oseanografi, mekanika fluida digunakan berdasarkan mekanika Newton yang dimodifikasi dengan memperhitungkan turbelensi (Stewart, 2006 dalam Darmiati, 2013). Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Persamaan dasar hidrodinamika yang biasa digunakan pada model hidrodinamika adalah persamaan kekekalan massa dan momentum yang diintegrasikan terhadap kedalaman.
            Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan  rumus dengan persyaratan-persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1.         Zat cair tanpa adanya geseran dalam  (cairan tidak viskos)
2.         Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah maupun besarnya (selalu konstan)
3.         Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4.         Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas).

2.3     KONSEP HIDRODINAMIKA
            Hidrodinamika bisa ditinjau sebagai matematika terapan karena ia berhubungan dengan perlakuan matematika dari persamaan-persamaan dasar untuk fluida kontinum yang diperoleh dari dasar-dasar hukum newton. Anonim (2001) menambahkan pendapat mengenai hidrodinamika bahwa hidrodinamika mempelajari cairan dalam keadaan bergerak atau mengalir dalam dimensi waktu (t) dan tiga dimensi tempat (x,y,z). Hidrodinamika juga merupakan dasar dari hidrolika dan oseanografi. Pentingnya hidrodinamika adalah sebagai berikut :
1.         Di dalam hidrodinamika dibahas persamaan- persamaan pengatur gerakan   fluida
2.         Untuk mengerti gerakan fluida
3.         Untuk memprediksi dari pola-pola pergerakan fluida
4.         Menjadi dasar dari pemahaman fluida
5.         Mengerti dan memahami mengapa suatu arus, gelombang, dan lainnya        terbentuk (memahami fenomena alam)
            Menurut Hutahaean (2012), konsep dasar hidrodinamika mempelajari pergerakan fluida bedasarkan pergerakan partikel-partikel pembentuk fluidanya yang mengacu pada konsep kontinui atau Continuum Concept. Sebab perilaku fluida merupakan gambaran dari partikel-partikel fluida yang berinteraksi dan berubah secara kontinu. Pada konsep dasar hidrodinamika, partikel fluida disebut materi titik. Partikel fluida diasumsikan homogen dan kontinui dalam ruang yang lebih besar, sehingga hukum-hukum mekanika fluida dan hidrodinamika dibentuk dari menjumlahkan gerak dari partikel-partikel pembentuknya dalam suatu area atau volume. Konsep utama yang berlaku di hidrodinamika adalah konsep kontinum.yaitu konsep yang menyatakan bahwa seluruh partikel fluida berubah secara kontinu terhadap ruang. Artinya, densitas fluida yang merupakan bagian dari partikel fluida adalah fungsi dari dimensi ke segala arah dan fungsi terhadap waktu.
            Kajian hidrodinamika adalah fluida Newtonian, alasannya adalah fluida Newtonian merupakan fluida yang dapat berubah atau berdeformasi jika terkena gaya geser sekecil apapun, sehingga digunakan sebagai acuan konsep-konsep hidrodinamika. Konsep fisis dari hidrodinamika adalah fokus dari ilmu hidrodinamika untuk mengerti fenomena fisis melalui formulasi matematis. Hidrodinamika sangat berkaitan dengan fluida Newtonian, yaitu :
·         Hukum I Newton : setiap benda akan tetapdalam keadaan diam ataupun bergerak selama tidak ada gaya luaryang bekerja padanya.
·         Hukum II Newton : laju perubahan momentum sebanding dengan gaya yang bekerja padanya.

Konsep Dasar
Ø    Energi :
            Hukum 1 Termodinamika
·         E1-E2 = Q – w
·         Aliran adiabatik (Panas yang masuk = Panas yang keluar)
Ø    Momentum
·         Menyatakan hubungan gaya (F), Volume (V), densitas (ρ), dan gaya inersia. F=d(ρV/dt)
Hukum Utama Hidrostatika
            Apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari dasar wadah, maka air akan memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar. Disamping itu kita juga sudah mengetahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam suatu zat cair pada ke dalaman yang sama memiliki nilai yang sama. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang menyatakan tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang disebut dengan Hukum Utama Hidrostatis.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa :
Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan hidrostatis disuatu titik (misal didasar balok) diturunkan dari konsep tekanan.
w = m.g = ρ V g = ρ A h g
Ket :
Ph         =          Tekanan Hidrostatis (N/m2);
h          =          kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m);
g          =          percepatan gravitasi (m/s2)
Jika  tekanan udara luar (Patm) mempengaruhi tekanan hidrostatis maka tekanan total pada suatu titik adalah berdasarkan rumus diatas tekanan hidrostatis di suatu titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik tersebut, bukan pada bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan memiliki  tekanan hidrostatis yang sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum Utama Hidrostatis.
Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana. Setiap bagian di dalam fluida statis akan mendapat tekanan zar cair yang disebabkan adanya gaya hidrostatis  disebut Tekanan Hidrostatis “Ph. Contoh nyatanya ketika sebuah bola yang dimasukkan ke dalam air, ketika kita lepaskan akan mendapat gaya ke atas.
            Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Prinsip kontinuitas menyatakan kekekalan massa, yang menyatakan bahwa massa benda akan selalu tetap. Namun, prinsip kontinuitas tidak berlaku apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya, karena pada kecepatan cahaya massa dapat berubah menjadi energi. Fluida tidak dapat dihilangkan atau dihancurkan kecuali pada kecepatan cahaya, pada kecepatan cahaya materi akan berubah atau hilang menjadi energi sesuai ekuasi Einstein yang menyatakan bahwa energi sama dengan massa dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, sedangkan pada permasalahan-permasalahan pada hidrodinamika angka kecepatan 1 mm/s sudah cukup besar dan tidak akan berubah menjadi energi. Pada fluida inkompresibel, prinsip kontinuitas dapat diterjemahkan sebagai prinsip kekekalan volume, karena fluida ini tidak bisa dimampatkan.  Prinsip kontinuitas untuk fluida inkompresibel menyatakan bahwa perubahan kecepatan pada setiap titik terhadap ruang fluida bernilai nol, yang artinya tidak ada perbedaan volume karena adanya perbedaan kecepatan di setiap titik. Demikian pula berlaku untuk perubahan densitas terhadap waktu yang bernilai  nol dikarenakan sifat fluida yang inkompresibel.konsep terpenting berikutnya adalah prinsip momentum. 

2.4     GERAKAN ELEMEN FLUIDA
          Fluida dapat bergerak. Gerak elemen fluida ditentukan oleh gerak partikel- partikelnya. Ada tiga macam gerak utama elemen fluida, translasi, deformasi, dan rotasi. Gerakan elemen fluida adalah gabungan dari bermacam-macam gerak utama yang berbeda. Gerak tersebut adalah dilatasi, deformasi sudut, rotasi dan translasi. Macam-macam gerakan fluida antara lain :
1.         Dilatasi
            Deformasi Linier disebut juga volumetric deformation atau dilatasi. Pada gerak fluida ini terjadi perubahan bentuk atau shape tanpa terjadi perubahan orientasi dari elemen yang ada. Jadi, bidang yang pada awalnya tegak lurus terhadap elemen akan tetap tegak lurus namun hanya bertambah besar ataupun panjang. Gerak dilatasi berbeda dengan gerak translasi karena ada perubahan ukuran panjang pada objek cairan yang diteliti. Perubahan itu terjadi karena adanya variasi komponen kecepatan dengan arahnya. Variasi yang terjadi adalah adanya perubahan besar kecepatan dalam satu arah sumbu di titik yang berbeda. Variasi ini hanya terjadi pada arah dengan komponen kecepatannya. Perubahan dilatasi ini dapat digambarkan dengan persamaan laju perubahan deformasi, yaitu perubahan kecepatan terhadap ruang pada sumbu-x atau rata-rata perubahan sepanjang dx akan sama dengan percepatan konvektif pada sumbu-x, dan perubahan kecepatan terhadap ruang pada sumbu-y atau rata-rata perubahan sepanjang dy akan sama dengan percepatan konvektif pada sumbu-y. Selama terjadi deformasi linier, bentuk dari elemen fluida  dideskripsikan oleh sudut pada vertikalnya yang tetap tidak berubah. Elemen fluida hanya akan berubah panjang pada komponen sumbu-x saja jika tidak ada perubahan kecepatan u terhadap perubahan sumbu-x. Hal yang sama juga berlaku untuk dimensi sumbu-y dan sumbu-z.

2.         Translasi
·         Perpindahan posisi tanpa ada perubahan bentuk dan perubahan kecepatan
·         Kecepatannya seragam
3.         Deformasi
            Deformasi terdiri dari dua perubahan, yaitu deformasi linier atau biasa disebut dilatasi, dan deformasi sudut. Gerak translasi terjadi pada gerak partikel fluida yang homogen atau pergerakan yang tidak disertai perubahan kecepatan. Sehingga partikel fluida hanya berpindah tempat dan tidak berubah bentuk. Umumnya penentuan jarak perpindahan suatu titik pada translasi adalah dengan mengalikan kecepatannya dengan waktu tempuh lalu ditambah dengan posisi awal titik. Deformasi Sudut adalah pergerakan partikel fluida yang menyebabkan berubahnya volume elemen fluida akibat perubahan sudut. Deformasi linier/dilatasi adalah gerak yang menyebabkan perubahan kecepatanyang arahnya linier dan merubah volume (mengembang atau menyusut) dalam arah kecepatannya. Contoh : pipa yang menyempit (ada variasi kecepatan).
4.         Rotasi
            Gerak rotasi hanya berputar merubah koordinat saja tanpa merubah bentuk atau tanpa distorsi. Syarat terjadinya rotasi adalah jika kecepatan suatu sumbu adalah fungsi dari sumbu-sumbu yang lain. Sebagai contoh, kecepatan pada arah sumbu- x merupakan fungsi dari sumbu-y dan sumbu-z. Salah satu contoh gerak rotasi adalah fluida yang menuruni jeram yang curam. Gerak partikel fluida yang memiliki kecepatan berbeda sehingga menyebabkan perpindahan elemen fluidasecara rotasi. Rotasi dibedakan menjadi dua, yaitu : Rotasional (contoh : rotasi bumi, pusaran air, dll)  dan Irotasional (contoh : rotasi bulan, tornado, dll).

2.5     GAYA INERSIA
          Gaya inersia adalah gaya yang disebabkan oleh percepatan. Gaya inersia sebanding massa fluida, untuk bahan yang homogen sebanding dengan volume fluida. Ini timbul terutama akibat pengaruh gravitasi, dan juga gaya yang dialami fluida dalam bejana yang bergerak dengan akselerasi, atau fluida yang mengalir dengan akselerasi dalam saluran yang stasioner. Besaran ini didapat dari teori  D’Alembert. Karena gaya inersia   =   massa  x  percepatan;  maka  gaya  inersia  spesifik (yang dialami 1 satuan massa) =  percepatan yang dialami massa fluida. Analisa percepatan telah menunjukan bahwa dalam suatu mekanisme yang penghubung-penghubungnya bergerak, terdapat percepatan-percepatan tertentu, yg dapat ditentukan. Hukum 2 Newton memberitahukan kita  bahwa harus ada gaya-gaya atau kopel-kopel yg menyebabkan percepatan-percepatan ini. Konsep gaya inersia diberikan setelah dipelajari gaya-gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Pada umumnya batang-batang hubung akan mendapatakan :
              Gaya statis
              Gaya inersia
Pada mesin berkecepatan tinggi percepatan dan gaya kelembaman yang dihasilkan dapat menjadi sangat besar dalam hubungannya dengan gaya statis, yang menghasilkan kerja bermanfaat.
Ø  Sebuah mesin mobil pada kecepatan tinggi, gaya kelembamannya dapat menjadi lebih besar dibanding gaya yang dihasilkan pada torak akibat tekanan gas.
Ø  Dalam turbin gas gaya kelembaman akibat ketidakseimbangan-ketidakseimbangan kecil yang terdapat pada rotor, akan menghasilkan, pada bantalan yang menumpu pada rotor, gaya-gaya yang berkali-kali besarnya dibandingkan gaya gravitasi pada rotor.

2.6     STREAM DAN FUNGSIONAL FUNCTION
          Gerak fluida yaitu penjumlahan gerak dari partikel-partikel pembentuknya. Ada 4 jenis gerak fluida adalah sebagai berikut :
1.         Streamline
            Streamline adalah garis yang tangensial pada setiap titik pada kecepatan dan pada waktu tertentu dengan syarat tidak perpotongan satu sama lainnya. Garis-garis yang merupakan garis singgung terhadap vektor kecepatan di seluruh medan aliran disebut sebagai "garis-arus (streamline)". Garis (stream line) adalah garis-garis lengkung dimana aliran fluida tersebut mengalir sepanjang garis-garis tersebut atau garis-garis dimana arah kecepatan fluida disuatu titik pada garis lengkung itu menyinggung garis itu.

2.         Streakline
            Streakline adalah garis yang menghubungkan semua partikel yang telah melewati posisi euler yang benar dan tepat.
3.         Pathline
            Pathline adalah garis jejak/jejak partikel sebagai  fungsi waktu. Pathline juga dapat dikatakan garis yang dilalui pertikel terentu dalam suatu periode.
4.         Streamtube
            Kita definisikan sebarang garis lengkung tertutup, maka garis aliran yang melalui garis lengkung tertutup tersebut dapat diumpamakan merupakan sebuah pipa (tube), sehingga disebut stream tube.
(Hamid, 2009)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1     KESIMPULAN
1.                  Konsep-konsep hidrodinamika yaitu : konsep dasar hidrodinamika mempelajari pergerakan fluida bedasarkan pergerakan partikel-partikel pembentuk fluidanya yang mengacu pada konsep kontinui atau Continuum Concept. Konsep fisis dari hidrodinamika adalah fokus dari ilmu hidrodinamika untuk mengerti fenomena fisis melalui formulasi matematis. Konsep utama yang berlaku di hidrodinamika adalah konsep kontinum.yaitu konsep yang menyatakan bahwa seluruh partikel fluida berubah secara kontinu terhadap ruang.
2.                  Gerakan elemen fluida adalah gabungan dari bermacam-macam gerak utama yang berbeda. Gerak elemen fluida ditentukan oleh gerak partikel- partikelnya. Gerak tersebut adalah dilatasi, deformasi sudut, rotasi dan translasi. Ada tiga macam gerak utama elemen fluida, translasi, deformasi, dan rotasi.
3.                  Gaya inersia adalah gaya yang disebabkan oleh percepatan. Gaya inersia sebanding massa fluida, untuk bahan yang homogen sebanding dengan volume fluida. Ini timbul terutama akibat pengaruh gravitasi, dan juga gaya yang dialami fluida dalam bejana yang bergerak dengan akselerasi, atau fluida yang mengalir dengan akselerasi dalam saluran yang stasioner. Gaya inersia   =   massa  x  percepatan;  maka  gaya  inersia  spesifik (yang dialami 1 satuan massa) =  percepatan yang dialami massa fluida.
4.                  Stream dan potensial   function Streamline adalah garis yang tangensial pada setiap titik pada kecepatan dan pada waktu tertentu dengan syarat tidak perpotongan satu sama lainnya. Garis-garis yang merupakan garis singgung terhadap vektor kecepatan di seluruh medan aliran disebut sebagai "garis-arus (streamline)". Garis (stream line) adalah garis-garis lengkung dimana aliran fluida tersebut mengalir sepanjang garis-garis tersebut atau garis-garis dimana arah kecepatan fluida disuatu titik pada garis lengkung itu menyinggung garis itu.

3.2     SARAN
1.                  Kita sebagai mahasiswa sebaiknya lebih giat lagi dalam menambah wawasan untuk bekal masa depan kita nantinya.
2.                  Kita sebagai mahasiswa Ilmu Kelautan sebaiknya kritis terhadap proses-proses dinamik yag terjadi pada lautan dengan cara semakin meningkatkan lagi rasa semangat dan gigih untuk menggali dan memperbarui (update) terhadap ilmu-ilmu mengenai lautan dan ilmu lain yang berhubungan dengannya.
3.                  Mahasiswa harus peka dan kritis terhadap proses-proses hidrodinamika kelautan yang menyangga iklim global. Serta memperhatikan dengan seksama materi yang diberikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah tersebut maupun dari informan materi lainnya, misalnya : melalui internet.