LAPORAN PRATIKUM KIMIA
NAMA : DIANTY SIALLAGAN
NPM : E1I014026
PRODI : ILMU
KELAUTAN
KELOMPOK : I
(SATU)
HARI/JAM : SELASA/12:00 WIB
TANGGAL : 24 MARET 2015
KO-ASS : SONDANG NADAPDAP
DOSEN : Dra.
DEVI SILSIA, M.Si.
OBJEK PRATIKUM : “CARA-CARA
MENYATAKAN KONSENTRASI
LARUTAN”
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari- hari, istilah larutan sudah sering didengar. Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen yaitu campuran yang memiliki komposisi
serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen begitu seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi
menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Suatu
larutan terdiri dari satu atau beberapa macam zat terlarut dan satu pelarut.
Secara umum zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit sedangkan
pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Larutan yang
mengandung dua komponen yaitu zat terlarut dan pelarut disebut sebagai larutan
biner. Kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai
batas tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan
disebut larutan tidak jenuh. Namun kadang- kadang dijumpai suatu keadaan dengan
zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut
dalam pelarut tersebut pada suhu tertentu, larutan yang mempunyai kondisi
seperti ini dikatakan sebagai larutan lewat jenuh. Kelarutan didefinisikan
sebagai banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam
jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan. Kelarutan suatu zat bergantung
pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur dan tekanan.
Sifat-sifat larutan yang berwujud
cair :
1.
Ukuran
pratikel 1 Ao – 10 Ao atau 10-8 - 10-7 cm, sehingga tidak dapat
dipisahkan dengan kertas saring.
2.
Ada
yang berwarna dan ada yang tidak.
3.
Tembus
cahaya / trasparan.
4.
Larutan
berupa ion.
5.
Dapat
dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik
1.2
TUJUAN PERCOBAAN
Adapun
tujuan dilakukannya pratikum mengenai “Cara-Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan”
adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan
berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mampu
membuat larutan pada berbagai konsentrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan
didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan
jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan. Kelarutan suatu
zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur dan tekanan
(Endang W. Laksono, 2004).
Larutan didefinisikan sebagai zat
homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih, yaitu zat
terlarut dan zat pelarut. Senyawa dalam jumlah yang lebih besar disebut solvent (zat pelarut) dan senyawa yang
berada dalam jumlah kecil disebut solute
(zat terlarut). Jumlah zat terlarut dalam pelarut sangat bervariasi itulah
sebabnya pelarut mengetahui susunan atau yang tepat dalam larutan bila harus
dilakukan satu perhitungan pada reaksi kimia kosentrasi larutan dinyatakan
dengan beberapa cara seperti Persen Berat (W/W), Persen Volume (V/V), Persen
Berat Per Volume, Molaritas, Molalitas, Normalitas, Part Per Million (PPM),
Part Perbillion (PPB) dan Fraksi Mol (Keenan, 1986).
Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan teracampur. Perubahan gaya antar molekul yang dialami oleh
molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut dalam keadaan
tercampur mempengaruhi perubahan gaya antar molekul tersebut, baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan
larutan. Larutan dapat barada dalam keseimbangan fase dengan gas, dengan padatan
atau dengan cairan lain. Keseimbangan ini sering kali menunjukkan efek yang
menarik yang ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).
Beberapa cara untuk menyatakan
konsentrasi larutan dalah sebagai
berikut :
a. Persen
Berat (% W/W)
Menyatakan banyak gram zat terlarut
dalam gram larutan.
% W/W =
x 100 %
b. Persen
Volume (% V/V)
Menyatakan volume (ml) zat terlarut
dalam volume larutan (ml).
% V/V =
x 100%
c. Persen
Berat Per Volume (% W/V)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut
dalam 100 ml larutan.
% W/V =
x 100%
d. Part
Permilion (ppm) Dan Part Perbilion (ppb)
Satuan konsentrasi ppm dan ppb
adalah satuan yang mirip dengan persen berat. Satuan konsentrasi ppm dan ppb
digunakan untuk larutan yang sangat encer. Ppm adalah gram zat terlarut per 100
gram larutan, sedangkan ppb adalah gram zat terlarut persejuta gram larutan.
1 ppm =
atau ppm =
x 10-6
1 ppb =
atau ppm =
x 10-9
e. Fraksi
Mol (fx)
Menyatakan jumlah zat terlarut atau
pelarut dalam larutan.
Fraksi mol
A = XA =
Fraksi mol
zat terlarut =
Fraksi mol
pelarut =
f. Molaritas
(M)
Menyatakan jumlah mol zat telarut
per liter larutan.
M =
Mol zat
terlarut (n) =
M =
g. Molalitas
(m)
Menyatakan jumlah mol zat telarut
per kilogram (1000 g) pelarut.
m =
h. Normalitas
(N)
Menyatakan banyaknya mol ekivalen
zat terlarut dalam liter larutan.
N =
Ek = ekivalen zat terlarut (gram zat terlarut/BE)
BAB III
METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan pada
pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pipet
Ukur 6. Labu Ukur
2. Pipet
Gondok 7. Bola Hisap
3. Neraca
Analitik 8. Sikat Tabung Reaksi
4. Botol
Semprot 9. Corong
5. Kaca
Arloji
Sedangkan
bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. H2SO4 5. KIO3
2. NaCl 6. HCl
3. NaOH 7. Asam Oksalat
4. Etanol 8. Urea
3.2 CARA KERJA
3.2.1 Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai
tanda batas.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 HASIL
1. Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas.
4.2 PEMBAHASAN
Pada
pratikum mengenai “Cara-Cara Menyatakan Konsentasi Larutan” diperoleh bahwa
untuk memperoleh NaCl dengan konsentrasi sebesar 1% adalah dengan menimbang
NaCl sebesar 0,5 gram dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai
tanda batas. Namun, karena pada saat kegiatan pratikum berlangsung lampu sedang
padam, pratikum tidak dapat berjalan dengan lancar karena tidak dapat
menggunakan Neraca Analitik untuk menimbang, sehingga kami hanya melakukan satu
tes, yakni : membuat larutan NaCl 1% dengan pemisalan bahwa berat NaCl adalah
seberat 0,5 gram begitu selanjutnya sesuai dengan cara kerja yang tertera di
panduan. Namun dapat juga dibuktikan dengan secara matematis sebagai berikut :
1)
Larutan
NaCl 1%
Dik : V = 50 ml
Dit : gram NaCl ?
% W/V =
x 100%
1% =
x 100%
100
gram = 50 =
= 0,5 gram
2)
Larutan
Etanol 5%
Dik : V =
50 ml
Dit : ml Etanol ?
% V/V =
x 100%
5% =
x 100%
100 ml =
250 =
ml = 2,5
ml
3)
Larutan
0,01 M KIO3 (Mr = 214 gram/mol)
Dik : V = 50 ml
Dit : gram KIO3
?
M =
0,01 M =
gram =
0,107 gram
4)
Larutan
0,1 M H2SO4 (Mr = 98 gram/mol)
Dik : V =
50 ml
0,5 x
1,303 = 0,6515 gram
M =
=
= 0,13 gram
5)
Larutan
0,1 N HCl (Mr = 36,5 gram/mol)
Dik : V = 50 ml
N =
Ek =
BE =
=
= 0,15355 gram
= 36,5
Ek =
= 0,0042 N =
= 0,08 N
6)
Larutan
0,1 N Asam Oksalat (Mr H2SO4. 2H2O = 126
gram/mol)
Dik : V = 50 ml
BE =
= 63
EK
=
= 0,005
N =
= 0,1
7)
Larutan
1 N NaOH (Mr = 40 gram/mol)
Dik : V = 50 ml
BE =
= 4
Ek=
= 0,05
N =
= 1
8)
Larutan
1000 ppm Nitrogrn (N2) (Mr Urea = 60 gram/mol)
Dik : V = 50 ml
ppm =
x 106
ppm =
2172/gram
Dengan cara matematis ini, dapat membuktikan hasil yang
diperoleh adalah sama dengan yang tertera dalam panduan. Kami memperoleh hasil
yang tidak jauh berbeda bahkan sama dengan yang tertera dalam buku penuntun prakikum
Kimia yang digunakan untuk pratikum ini, hanya apabila terdapat kekeliruan,
semata-mata faktor human error atau kesalahan
pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1.
Satuan
konsentrasi larutan antara lain sebagai berikut :
a. Persen
Berat (% W/W)
Menyatakan banyak gram zat terlarut dalam gram larutan.
% W/W =
x 100 %
b. Persen
Volume (% V/V)
Menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam volume larutan
(ml).
% V/V =
x 100%
c. Persen
Berat Per Volume (% W/V)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.
% W/V =
x 100%
d. Part
Permilion (ppm) Dan Part Perbilion (ppb)
Satuan
konsentrasi ppm dan ppb adalah satuan yang mirip dengan persen berat. Satuan
konsentrasi ppm dan ppb digunakan untuk larutan yang sangat encer. Ppm adalah
gram zat terlarut per 100 gram larutan, sedangkan ppb adalah gram zat terlarut
persejuta gram larutan.
1 ppm =
atau ppm =
x 10-6
1 ppb =
atau ppm =
x 10-9
e. Fraksi
Mol (fx)
Menyatakan jumlah zat terlarut atau pelarut dalam larutan.
Fraksi mol A = XA =
Fraksi mol zat terlarut =
Fraksi mol pelarut =
f. Molaritas
(M)
Menyatakan jumlah mol zat telarut per liter larutan.
M =
Mol zat terlarut (n) =
M =
g. Molalitas
(m)
Menyatakan jumlah mol zat telarut per kilogram (1000 g)
pelarut.
m =
h. Normalitas
(N)
Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter
larutan.
N =
Ek = ekivalen zat terlarut (gram zat
terlarut/BE)
5.2 SARAN
Adapun saran pada pratikum ini adalh sebagai berikut :
1. Mahasiswa/i harus lebih memperhatikan
apabila Dosen Pengampu ataupun Co-Ass sedang menjelaskan materi mengenai
pratikum yang akan dilakukan.
2. Mahasiswa/i harus menjaga
kedisiplinan dan kebersihan di ruang pratikum sehinggga kegiatan pratikum dapat
berlangsung dengan baik dan manfaatnya dapat diperoleh Praktikan dengan baik
untuk menambah wawasan.
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
80
gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik : Mr H2SO4 =
98 gram/mol Mr air
(H2O) = 18 gram/mol
BJ H2SO4 =
1,303 gram/mol BJ
H2O = 1 gram/mol
Konsentrasi H2SO4 100%
Dit : a. Persen Berat
b. Molalitas
c. Molaritas
d. Fraksi Mol zat terlarut
e. Fraksi Mol pelarut
PENYELESAIAN :
a) Persen Berat =
x 100%
=
x 100%
=
=
66,67 %
b)
Molalitas (m) =
mol H2SO4 =
= =
= 0,81 mol = 6,75 m
c) Molaritas (M) =
V terlarut = 80 gram : 1,303 gram/ml
= 61,4 ml
V pelarut = 120 gram : 1 gram/ml =
120 ml
V larutan = 181,4 ml = 0,184 L
M =
= 4,4 M
d)
Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,81 mol Mol
pelarut = 6,67 mol
Xzat terlarut =
=
= 0,108
e) Fraksi Mol zat pelarut
Xzat pelarut =
=
= 0,89
2.
Lengkapi
tabel di bawah ini :
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
Terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
0,29
|
240
|
1,2
|
NaNO3
|
31,28
|
0,368
|
16 L
|
0,023
|
KBr
|
91
|
0,76
|
450 ml
|
1,7
|
KBr
|
49,98
|
0,42
|
0,233
|
1,8
|
A. Mol zat terlarut =
=
= 0,29 mol
B.
M =
1,2 =
Liter larutan =
= 0,24 L = 240 ml
C. M =
0,023
M =
Mol
zat terlarut = 0,368 mol
Mol
zat terlarut (n) =
0,368 =
Massa
zat terlarut = 31,28 gram
D. M =
0,023
M =
Mol
zat terlarut = 0,368 mol
E. Mol zat terlarut =
=
= 0,76 mol
F. M =
=
= 1,7 M
G. Mol zat terlarut =
0,42 =
Gram
zat terlarut = 49,98 gram
H. M =
1,8
=
=
= 0,233 L
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
Terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
0,29
|
240
|
1,2
|
NaNO3
|
31,28
|
0,368
|
16 L
|
0,023
|
KBr
|
91
|
0,76
|
450 ml
|
1,7
|
KBr
|
49,98
|
0,42
|
0,233
|
1,8
|
DAFTAR
PUSTAKA
Keenan. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
PT. Grammedia. Jakarta. KA.