TUGAS PRIBADI
NAMA : DIANTY SIALLAGAN
NPM : E1I014026
PRODI : ILMU KELAUTAN
FAKULTAS : PERTANIAN
MATA KULIAH : BIOLOGI LAUT
DOSEN : DEWI PURNAMA, S.Pi, M.Si.
|
1) Darimana
Mangrove berasal? Bagaimana distribusi terjadi ke tempat lain di dunia?
JAWAB :
Mangrove berasal dari :
Para
peneliti berteori bahwa spesies Mangrove berasal dari kawasan Indo- Malaysia.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kawasan Nusantara merupakan pusat
biodiversitas Mangrove dunia. Spesies Mangrove dapat terdispersal ke seluruh
dunia karena propagul dan bijinya memiliki kekhasan dapat mengapung dan terbawa
arus laut ke area yang luas dan jauh dari asalnya. Dari kawasan Indo-Malaysia,
spesies Mangrove tersebar ke arah barat hingga India dan Afrika Timur, serta ke
arah timur hingga Amerika dan Afrika Barat. Penyebaran Mangrove dari pantai
barat Amerika ke laut Karibia melewati selat yang kini menjadi negara Panama.
Pada zaman Cretaceous atas dan Miocene bawah, antara 66 s.d. 23 juta
tahun yang lalu, tanah genting tersebut masih berupa laut terbuka. Selanjutnya,
propagul Mangrove terbawa arus laut hingga pantai barat Afrika. Penyebaran ke
arah timur diikuti penyebaran ke arah utara hingga Jepang dan ke arah selatan
hingga Selandia Baru. Hal ini menjelaskan mengapa Mangrove di Afrika Barat dan
Amerika dikolonisasi oleh spesies yang sama dan keragamannya lebih rendah,
karena harus melewati samudera Pasifik yang luas, sedangkan Mangrove di Asia,
India dan Afrika Timur memiliki lebih banyak spesies, mengingat jaraknya yang
lebih dekat dengan Kepulauan Nusantara (Indo-Malaysia).
Distribusi Mangrove :
Mangrove
biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, pada garis
lintang di antara 25oLU dan 25oLS di seluruh dunia,
meliputi pantai tropis Asia, Afrika, Australia dan Amerika. Sebagai
perkecualian, mangrove ditemukan di selatan hingga Selandia Baru (38oLS)
dan di utara hingga Jepang (32oLU). Faktor lingkungan setempat
seperti aliran laut yang hangat, embun beku (frost), salinitas, gelombang laut
dan lain-lain mempengaruhi keberadaan Mangrove dalam batas-batas garis lintang
di atas. Kebanyakan negara tropis, pada masa lalu memiliki hutan Mangrove.
2) Apa itu Vivipary? Apakah menguntungkan?
JAWAB :
Propagul
adalah buah Mangrove yang telah mengalami perkecambahan. Dalam “Dunia Mangrove”,
ada dua tipe buah Mangrove, yaitu Vivipari dan Kriptovivipari. Vivipari adalah
biji yang telah berkecambah ketika masih melekat pada pohon induknya dan
kecambah telah keluar dari buah. Sedangkan Kriptovivipari adalah adalah biji
yang telah berkecambah, ketika masih melekat pada pohon induknya, tetapi masih
tertutup oleh kulit biji.
Jadi, Vivipari adalah biji telah berkecambah ketika masih melekat
pada pohon induk dan tidak tertutup/keluar dari kulit biji. Contohnya pada
jenis buah Rhizophora sp. dan Bruguiera sp.
3)
Apakah
adaptasi yang dilakukan Mangrove untuk mengatasi transpirasi berlebihan?
JAWAB :
Ekosistem Mangrove
hidup pada daerah yang fluktuatif, pasang surut yang menggenangi Mangrove
setiap hari dengan membawa lumpur serta sedimen. Sedimen yang terbentuk dengan
adanya pengaruh pasang surut menyebapkan tanah tersusun secara alami dengan
tingkat kepadatan yang rendah. Kondisi tanah yang fluktuatif serta kandungan
oksigen yang rendah ini menyebapkan adaptasi yang khusus serta unik untuk di
pelajari. Adaptasi terhadap lingkungan yang unik dan khas ini terdiri dari tiga
adaptasi terhadap proses fisika dan kimia yang ekstrim, yaitu :
1.
Adaptasi Terhadap Salinitas
Adaptasi lingkungan yang bersalinitas ini merupakan
cari khas dari lingkungan Mangrove. Kadar garam yang tinggi mengharuskan Mangrove
untuk melakukan adaptasi secara fisiologis. Dalam adaptasi Mangrove terhadap
salinitas ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu Mangrove
yang melakukan adaptasinya dengan membentuk lapisan penyaring garam yang
terdapat pada jaringan akar, seperti jenis Rhizophora. Sedangkan yang kedua
dengan melakukan penyimpanan kadar garam pada daun Mangrove, seperti yang
dilakukan oleh jenis Lumnitzera serta jenis Sonneratia. Dan yang terakhir yaitu dengan
mengeluarkan kadar garam secara langsung melalui daun maupun melalui kulit
batang yang dikelupaskan.
2.
Adaptasi Terhadap Terhadap Kadar Oksigen Yang Rendah
Untuk mengatasi kadar oksigen yang rendah ini Mangrove
melakukan adaptasi fisiologis dengan membentuk benjolan-benjolan kecil pada
akar (Pneumatophore). Akar nafas ini berfungsi untuk mengambil udara di
atas permukaan air. Akar nafas ini dimiliki oleh Mangrove jenis Rhizophora, Avicennia,
Sonneratia serta Xylocarpus.
3.
Adaptasi Terhadap Tanah Yang Labil
Tanah yang labil yang terdapat pada
ekosistem Mangrove ini terjadi karena kondisi pasang surut yang terjadi setiap
hari, tersusun secara terus menerus menumpuk membentuk sedimen yang memiliki
kepadatan tanah yang rendah. Adaptasi ini dilakukan dengan membentuk model
perakaran yang khas dan unik, seperti akar tunggang, akar pensil, akar lutut
serta akar papan. Dari semua akar yang dimiliki dari jenis-jenis Mangrove
tersebut memiliki peruntukan yang berbeda, tergantung dengan lingkungan yang di
tempati oleh Mangrove tersebut.
Adaptasi Mangrove terhadap kadar garam tinggi. Beberapa jenis tumbuhan Mangrove seperti Bakau (Rhizophora
sp.); Api-Api (Avicennia sp.); dan Pidada (Sonneratia sp.)
mengembangkan sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam. Sekitar
90-97% kandungan garam di air laut hampir tak mampu menembus saringan akar ini.
Garam yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan
akan terbuang bersama gugurnya daun.
Dengan demikian, adapatasi yang
dilakukan Mangrove untuk mengatasi transpirasi adalah tidak berlebihan, karena
untuk mempertahankan kehidupan kehidupan Mangrove itu sendiri.
4) Sistem perakaran Mangrove ‘unik’. Deskripsikan jenis dan fungsi akar Mangrove!
JAWAB :
Mangrove
memiliki beberapa macam jenis perakaran. Satu pohon Mangrove dapat mempunyai
satu sistem perakaran ataupun lebih. Perbedaan perakaran pada Mangrove
merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Setiap
jenis perakaranpun memiliki fungsinya masing-masing. Macam-macam perakaran Mangrove
adalah sebagai berikut :
a)
Akar Tunjang
Cane Root (Akar Tunjang)
Akar tunjang ini berbentuk seperti
ceker ayam. Biasanya perakaran ini dimiliki oleh Mangrove yang hidup ditepi
pantai dengan substrat pasir atau di rawa-rawa pinggir sungai. Fungsinya untuk
menahan pohon agar tetap tegak berdiri bila dihempas angin dan bertahan dari
deburan ombak. Contoh : Rhizopora sp.
b)
Akar Papan
Plank Root (Akar Papan)
Akar papan berbentuk seperti papan,
akarnya sangat keras dan pipih. Biasanya jenis perakaran ini dimiliki oleh pohon
Mangrove yang hidup di daerah yang berada lebih dekat ke darat (bukan tipe
pohon Mangrove yang hidup di tepi pantai). Contoh : Xylocarpus sp.
c) Akar Napas
Chicken Claw Root (Akar Napas/Kaki
Ayam)
Akar napas merupakan akar yang
manucul di dekat pohon Mangrove, bentuknya seperti pensil. Pohon dengan jenis
perakaran ini biasanya hidup ditepi pantai dengan subsrat lumpur atau pasir
berlumpur. Fungsinya untuk mengambil udara, karena di dalam tanah yang
berlumpur kandungan oksigen lebih sedikit. Contoh : Avicennia sp.
d) Akar Lutut
Knee Root (Akar Lutut)
Akar lutut berbentuk menjalar dan
berlutut-lutut. Perakaran jenis ini biasanya memakan tempat lebih banyak
daripada perakaran jenis lain karena akarnya bisa sangat panjang. Contoh : Bruguiera
sp.
5) Bagaimana Mangrove beradaptasi terhadap garam?
JAWAB :
Mangrove
beradaptasi terhadap garam dengan cara :
Flora Mangrove
menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan
kelenjar garam yang terdapat pada daun. Mekanisme ini dilakukan oleh Avicennia, Sonneratia, Aegiceras, Aegialitis,
Acanthus, Laguncularia, dan Rhizophora
(melalui unsur-unsur gabus pada daun).
2. Mencegah
masuknya garam (Salt Exclusion)
Flora Mangrove
menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultrafilter)
yang terdapat pada akar. Mekanisme ini dilakukan oleh Rhizophora, Ceriops, Sonneratia, Avicennia, Osbornia, Bruguiera,
Excoecaria, Aegiceras, Aegalitis, dan
Acrostichum.
3. Akumulasi
garam (salt accumulation)
Flora Mangrove sering kali menyimpan
Na dan Cl pada bagian kulit kayu, akar dan daun yang lebih tua. Daun penyimpan
garam umumnya sukulen dan pengguguran daun sukulen ini diperkirakan merupakan
mekanisme mengeluarkan kelebihan garam yang dapat menghambat pertumbuhan dan
pembentukan buah. Mekanisme adaptasi akumulasi garam ini terdapat pada Excoecaria, Lumnitzera, Avicennia, Osbornia,
Rhizophora, Sonneratia dan Xylocarpus.
6) Apakah yang dimaksud halophytes vakultatif?
JAWAB :
7) Apakah yang dimaksud Lenticels?
JAWAB :
Lenticels
adalah lubang-lubang kecil yang terdapat di batang
atau bentuk pori-pori yang menonjol yang terbentuk pada cabang-cabang
berkayu.
Pada batang yang sudah dewasa, stomata menghilang
dan digantikan dengan Lenticels. Lenticels merupakan
pori penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan. Fungsi :
pertukaran gas, tersusun atas sel-sel yang renggang, mengandung banyak ruang
antar sel, banyak ditemukan pada batang dan akar serta pola lentisel pada
batang dapat digunakan untuk identifikasi pohon.
8) Deskripsikan fungsi ekologis dari Mangrove!
JAWAB :
Fungsi ekologis dari Mangrove :
•
pelindung garis
pantai dari abrasi
•
mempercepat
perluasan pantai melalui pengendapan
•
mencegah intrusi
air laut ke daratan
•
tempat berpijah
aneka biota laut
•
tempat
berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan
serangga
•
sebagai pengatur
iklim mikro
9) Apakah konsekuensi dari penebangan Hutan Bakau?
JAWAB :
Banyak bencana dan kerugian yang terjadi akibat
rusak/hilangnya Hutan Bakau, seperti: abrasi pantai, intrusi air laut,
banjir, hancurnya pemukiman penduduk diterpa badai laut, hilangnya sumber
perikanan alami, hilangnya kemampuan dalam meredam emisi gas rumah kaca.
EROSI PANTAI
Erosi pantai
merupakan salah satu masalah serius degradasi garis pantai. Selain proses-proses
alami, seperti angin, arus, hujan dan gelombang, aktivitas manusia juga menjadi
penyebab penting erosi pantai. Kebanyakan erosi pantai akibat aktivitas manusia
adalah pembukaan hutan pesisir untuk kepentingan pemukiman dan pembangunan
infrastruktur, sehingga sangat mengurangi fungsi perlindungan pantai.
SEDIMENTASI
DAN PENCEMARAN
Kegiatan
pembukaan lahan atas dan pesisir untuk pertanian, pertambangan dan pengembangan
kota merupakan sumber beban sedimen dan pencemaran perairan pesisir dan laut.
Adanya penebangan hutan dan penambangan di daerah aliran sungai (DAS) telah
menimbulkan sedimentasi serius di beberapa daerah muara dan perairan pesisir. Pembukaan
lahan atas sebagai bagian dari kegiatan pertanian telah meningkatkan limbah
pertanian baik padat maupun cair yang masuk ke perairan pesisir dan laut
melalui aliran sungai. Selain limbah pertanian, sampah-sampah rumah tangga dan
kota merupakan sumber pencemar perairan pesisir dan laut yang sulit dikontrol.
Kerugian
secara ekonomi yaitu menimbulkan biaya meninggikan pondasi rumah, jalan,
infrastruktur, dan yang lain. Disamping itu, ada hal-hal lain yang menjadi konsekuensi dari
penebangan Hutan Bakau, yaitu sebagai berikut :
1.
Tambak yang sebelumnya menjadi areal
budidaya Udang dan Bandeng tidak dapat berproduksi lagi
2.
Rusaknya infrasturktur yang telah
dibangun
3.
Terpaan angin yang kencang
Mangrove secara alami
adalah pematah angin sehingga angin tidak terlalu kencang. Dengan rusaknya Mangrove,
angin sering merusak genting rumah.
4.
Biaya pengelolaan kota akan bertambah.
Akibat penebangan Hutan Bakau berdampak lanjutan pada pengelolaan kota menjadi
lebih mahal
5.
Kegiatan sehari-hari masyarakat terhenti
Akibat penebangan Hutan
Bakau berdampak lanjutan pada terhentinya aktivitas masyarakat seperti: memasak,
mencuci, bekerja, makan, minum sekolah, dan lain-lain.
6.
Terputusnya sarana penerangan,
transportasi dan komunikasi.
Akibat penebangan Hutan Bakau berdampak lanjutan pada terputusnya sarana penerangan transportasi dan komunikasi yang akan berdampak sistemik pada masyarakat.
Akibat penebangan Hutan Bakau berdampak lanjutan pada terputusnya sarana penerangan transportasi dan komunikasi yang akan berdampak sistemik pada masyarakat.
7.
Abrasi
Mangrove secara alami merupakan pematah ombak. Dengan rusaknya Mangrove, menyebabkan tambak abrasi. Sehingga timbul biaya pembuatan breakwater sebagai pemecah ombak yang membutuhkan biaya yang cukup besar.
Mangrove secara alami merupakan pematah ombak. Dengan rusaknya Mangrove, menyebabkan tambak abrasi. Sehingga timbul biaya pembuatan breakwater sebagai pemecah ombak yang membutuhkan biaya yang cukup besar.
8.
Relokasi
Kegiatan relokasi merupakan salah satu solusi namun membutuhkan biaya yang sangat besar.
Kegiatan relokasi merupakan salah satu solusi namun membutuhkan biaya yang sangat besar.
9.
Hilangnya mata pencaharian masyarakat
sebagai petani tambak akibat penebangan Hutan Bakau. Tambak yang sebelumnya menjadi
areal budidaya Udang dan Bandeng tidak dapat berproduksi lagi. Permasalahan ini
adalah sangat serius karena menyangkut ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar